%0 Electronic Article %A Rema, I Nyoman and Juliawati, Ni Putu Eka and Prihatmoko, Hedwi %I Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud %D 2018 %D 2018 %G Undetermined %@ 2503-0876 %@ 1858-4101 %~ Katalog der Universitätsbibliothek Leipzig %T Doro Bata Site in Dompu, Nusa Tenggara Barat: Study on Form, Space, and Time %V 14 %J Kapata Arkeologi %V 14 %N 1 %P 79 %U http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v14i1.505 %X Situs Doro Bata merupakan situs yang memiliki nilai penting bagi sejarah kebudayaan masyarakat Dompu, yang masih dapat disaksikan jejak-jejaknya hingga saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk, ruang, dan waktu Situs Dorobata. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan teknik ekskavasi, studi pustaka, dan wawancara. Data kemudian dianalisis secara spesifik, himpunan, dan konteks. Berdasarkan kegiatan penelitian di situs ini, dapat diketahui bahwa Bukit Dorobata berbentuk teras dengan tujuh undakan dan sebuah tangga masuk dari arah barat, dan pada bagian puncaknya ditemukan struktur pondasi yang diduga sebagai pondasi bangunan dengan konstruksi kayu. Situs ini berada pada sebuah bukit yang layak dijadikan hunian mengingat dukungan sumber daya alam di sekitarnya.  Berdasarkan keterangan budayawan dan hasil studi literatur diketahui bahwa situs ini tercipta ketika Dompu mendapatkan pengaruh kebudayaan Majapahit pada abad ke-14, dan diduga ditinggalkan pada abad ke-19 ketika meletusnya gunung Tambora.Doro Bata site is a site that has an important value for cultural history of Dompu society, of which traces can still be witnessed to this day. The purpose of this research is to recognize the form, space, and time of Doro Bata Site. Data collection was done through observation by excavation technique, literature study, and interview. The collected data was then analyzed and summarized. Based on the research activities on this site, it can be evident that the Doro Bata Hill is a seven-step terrace (berundak) and a stairway entering from the west, and at the top part was found a structure presumably as the foundation of a building with wooden construction. This site is located on a hill that deserves to be occupied into the settlement given the support of natural resources in the vicinity area. Based on the information from a number of cultural experts and the results of literature studies, it is known that this site was created when Dompu got the influence of Majapahit culture in the 14th century, and allegedly abandoned in the 19th century during the eruption of Mount Tambora.  %Z https://katalog.ub.uni-leipzig.de/Record/ai-49-aHR0cDovL2R4LmRvaS5vcmcvMTAuMjQ4MzIva2FwYXRhLnYxNGkxLjUwNQ %U https://katalog.ub.uni-leipzig.de/Record/ai-49-aHR0cDovL2R4LmRvaS5vcmcvMTAuMjQ4MzIva2FwYXRhLnYxNGkxLjUwNQ